Jumat, 05 Juni 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KARBOHIDRAT



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
KARBOHIDRAT
A.  TUJUAN
Praktikan mengetahui beberapa macam identifikasi karbohidrat.

B.  DASAR TEORI
1.      Pengertian
Karbohidrat merupakan senyawa yang paling banyak di alam. Hampir semua tanaman dan hewan mensintesis dan memetabolisme karbohidrat. Karbohidrat disintetis dalam tanaman selama fotosintetis. Melalui proses yang kompleks, sinar matahari mengubah CO2 dari udara dan H2O dari dalam tanah (dengan tekanan osmosis  diangkut ke hijau daun-klorofil) menjadi glukosa.[1]

6CO2 + H2O → 6CO2 + C6H12O6 (selulosa, starch)

Istilah karbohidrat timbul karena rumus kebanyakan senyawa ini dapat dinyatakan sebagai Cn(H2O)m, atau karbon. Karbohidrat yang merupakan hasil alam telah melakukan banyak fungsi penting dalam tanaman ataupun hewan. Melalui fotosinteseis, tanaman mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat, yaitu dalam bentuk selulosa, pati (starch) dan lain-lain. Selulosa adalah komponen struktur pada tanaman, yang digunakan untuk menbabgun dinding-dinding sel yang kaku, serat dan kayu. Pati adalah bentuk utama penyimpan karbohidrat yang digunakan sebagai sumber makanan atau energi.[2]
Senyawa karbohidrat seperti gula dan pati terdapat dalam makanan, sedangkan selulosa terdapat dalam kayu, kertas dan katun. Semuanya merupakan karbohidrat yang mempunyai kenmurnian yang tinggi. Glukosa merupakan karbohidrat sederhana yang pertama kali dapat dimurnikan dan mempunyai rumus molekul C6H12O6.

2.      Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat umumnya digolongkan menurut strukturnya yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Istilah sakarida berasal dari bahasa latin (saccharum = gula) dan mengacu pada rasa manis pada banyak senyawa karbohidrat sederhana.[3]
Tabel singkat klasifikasi karbohidrat sebagai berikut[4] :
1.
Monosakarida
(terdiri atas satuan dasar)
Aldosa
Gliserosa, eritrosa, ribose, glukosa, dll.
Ketosa
Ribulosa, xylulosa, psikosa, fruktosa, eritolusa, dll.
2.
Oligosakarida (terdiri atas 2-10 satuan dasar)
Disakarida
Mereduksi
Tak mereduksi
Maltose, laktosa, selobiosa.
Sukrosa, threhalosa.
Trisakarida
Mereduksi
Tak Mereduksi
Mannotriosa, robinosa, rhamninosa.
Raffinosa, gentionosa, malezitosa.
3.
Polisakarida (terdiri atas lebi dari 10 satuan dasar)
Sederhana
Majemuk
Amilum (amilosa dan amilopektin), selulosa, glikogen, dekstrin, inulin.


a.    Monosakarida
Monosakarida atau gula sederhana adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana. Monosakarida berasal dari bahasa dari bahasa Yunani monos berarti “tunggal” dan sacchar berarti gula. Umumnya memiliki rumus molekul yang merupakan kelipatan CH2O.
Reaksi-reaksi pada monosakarida[5] :
1)        Oksidasi menjadi asam-asam aldarat (sakarat)
Meskipun aldosa berada dalam bentuk siklik, yaitu bentuk hemiasetal, namun bentuk  siklik ini berada dalam kesetimbangan dengan sejumlah kecil aldehida rantai terbuka, sehingga monosakarida mudah dioksidasi.
2)        Reduksi menjadi alditol
Gugus aldehida dari aldosa dan gugus keto dati ketosa dapat direduksi oleh macam-macam pereaksi. Hasilnya dinamakan poliol (polyol), atau secara umum dinamakan alditol.
3)        Esterifikasi
Monosakarida mengandung beberapa gugus hidroksil, sehingga memungkinkan mengalami reaksi-reaksi alkohol.
b.    Oligosakarida
Oligosakarida yang paling banyak di alam adalah disakarida. Pada disakarida, dua monosakarida bergabung melalui ikatan glikosida yang terbentuk diantara karbon anomerik dari salah satu monosakarida dengan gugus hidroksil dari monosakarida lain.[6]
Beberapa contoh disakarida adalah sebagai berikut[7] :
1)   Maltosa
Maltosa dapat diperoleh sebanyak 81% dari hidrolisis pati (starch) dengan menggunakan enzim amilase. Maltosa dapat mereduksi pereaksi fehling/tollens, oleh karena itu disebut gula pereduksi. Maltosa juga dapat bereaksi dengan fenilhidrazina menghasilkan osazon. Selain itu, jika direaksikan dengan Br/H2O akan membentuk asam monokarboksilat. Maltosa dapat mengalami mutarotasi, jika dihidrolisis menghasilkan molekul α- dan β-D-glukopiranosa. Tingkat kemanisan β-maltosa adalah sepertiga dari gula pasir, sedangkan α-maltosa merupakan bahan pembuat bir.[8]
2)   Sukrosa
Sukrosa biasa dikenal sebagai gula meja, dapat diperoleh dari tanaman sugar cane dan sugar beet (kentang/umbi manis). Di Indonesia dapat diperoleh dari tanaman aren (air nira). Sukrosa tidak dapat mereduksi pereaksi tollens/fehling/benedict dan juga tidak dapat membentuk osazon. Selain itu, sukrosa tidak melakukan mutarotasi, ini menunjukkan bahwa sukrosa tidak mengandung C-anomer pada ujungnya (ujung sukrosa bukan suatu hemiasetal, tidak mempunyai gugus-OH). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sukrosa dibentuk oleh dua molekul monosakarida yang membentuk ikatan 1-α → 2-β-glikosida pada kedua atom C-anomernya.[9]
3)   Laktosa (gula susu)
Laktosa merupakan suatu disakarida alamiah yang di jumpai hanya dalam binatang menyusui (susu sapi) dan manusia mengandung kira-kira 5% laktosa. Laktosa diperoleh di oerdagangan sebagai hasil samping pabrik keju. Dalam metabolisme tubuh manusia yang normal, laktosa dihidrolisis secara enzimatis menjadi D-galaktosa dan D-glukosa.[10]
4)   Selobiosa
Selobiosa merupakan disakarida yang kelimpahannya di alam cukup banyak setelah sukrosa dan laktosa. Selobiosa didapatkan dari hidrolisis selulosa. Sifat kimia dan strukturnya hampir mirip dengan sifat-sifat kimia dan struktur dari maltosa, sedangkan perbedaanya adalah ikatan glikosida yang terbentuk bukanlah 1-α → 4-β melainkan 1-β → 4-β. Selobiosa dapat dihidrolisis secara enzimatik menggunakan enzim β-glukosidase, menghasilkan 2 molekul β-D-glukopiranosa.[11]
c.    Polisakarida
Polisakarida adalah polimer yang terbentuk dari pengulangan unit monosakarida terikat bersama oleh ikatan glikogen. Amilun dan glikogen terbentuk dari mata rantai α  molekul glukosa, dan sellulosa terbentuk dari mata rantai β glukosa.[12]
Beberapa polisakarida yang sering ditemukan :
1)      Selulosa merupakan komponen utama kayu dan serat tanaman, sedangkan katun yang berasal dari kapas merupakan selulosa murni. Selulosa tidak larut dalam air dan bukan merupakan karbohidrat pereduksi.[13] Selusosa tidak mempunyai karbon hemiasetal dan tidak dapat mengalami mutarotasi atau dioksidasi oleh reagensia seperti Tollens (mungkin terdapat suatu hemiasetal pada satu ujung dari tiap molekul selulosa, tetapi ujung ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan dan reaksinya dapat di amati).[14]
2)      Pati (Amilum)
Sumber utama pati adalah beras, singkong, gandum, jagung, kentang, ketela, umbi dan lain-lain. Molekul pati umumnya terdiri dari 20% amilosa dan 80% amilopektin. Namun demikian, ada juga jenis pati yang hanya terdiri dari amilosa saja atau amilopektin saja. Molekul amilosa terdiri dari ratusan monomer α -D-glukopiranosa, berbentuk spiral (heliks), serta mempunyai massa molar 60.000-600.000 g/mol.[15] Hidrolisis lengkap amilosa hanya menghasilkan D-glukosa sedangkan amilopektin merupakan suatu polisakarida yang jauh lebih besar dari amilosa mengandung 1000 satuan glukosa atau lebih per molekul. Amilosa adalah polimer linier dari α-D-glukosa yang dihubungkan secara -1,4’, sedangkan rantai utama amilopektin mengandung 1,4’-α-D-glukosa. Amilopektin bercabang sehigga terdapat satu glukosa ujung untuk kira-kira tiap 25 satuan glukosa. Ikatan pada titik percabangan adalah ikatan 1,6’- α-glikosida.[16]
3)      Glikogen
Glikogen adalah cadangan karbohidrat pada hewan. Seperti halnya pati, glikogen terdiri dari unit-unit glukosa yang berikatan 1,4 dan 1,6. Glikogen mempunyai bobot tinggi (kira-kira 100000 unit glukosa). Strukturnya jauh lebih bercabang dibandingkan amilopektin, percabangan terdapat pada setiap 8-12 ikatan.[17]

3.      Identifikasi Karbohidrat
Sifat-sifat kimia karbohidrat berkaitan dengan gugus fungsional yang terdapat dalam molekul yaitu gugus hidroksi, gugus aldehid dan gugus keton. Beberapa sifat kimia karbohidrat dapat digunakan untuk mengidentifikasi  dan membedakan  senyawa karbohidrat yang satu dengan yang lainnya. Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi terutama dalam suasana basa. Sifat reduktor ini karena adanya gugus aldehid atau keton bebas pada karbohidrat. Pereaksi-pereaksi karbohidrat seperti:
a.    Pereaksi Molisch
Pereaksi ini terdiri atas larutan α naftol dalam alkohol 95%. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan glukosa kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat, akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan α naftol.[18] Walaupun reaksi ini tidak spesifik untuk karbohidrat, namun dapat digunakan sebagai reaksi pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat. Hasil negatif merupakan suatu bukti bahwa tidak ada karbohidrat.
b.    Peraksi Fehling
Pereaksi fehling dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, jug adapt direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. larutan fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air, sedangkan larutan fehling B adalah larutan garam KNatartrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan secara terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat.[19] Dalam pereaksi ini ion Cu ++diredusi menjadi ion Cu +yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O.
2 Cu ++   2OH-                                   Cu2O   +    H2O
Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, larutan yamg terjadi berwarna hijau kekuningan.
c.    Pereaksi Benedict
Uji benedict digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat melalui reaksi gula pereduksi.[20] Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kaprisulfat, natriumkarbonat dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++dari kaprisulfat menjadi ion Cu+yang kemudian mengendap sebagai CuO2.Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diuji.
d.   Pereaksi Tollens
Uji tollens ini dapat digunakan untuk membedakan senyawa-senyawa yang mengandung gugus karbonil, -CO-. Senyawa karbonil ini dapat berupa aldehid, -CHO jika gugus karbonilnya terletak di ujung (atom C nomor 1), dan dapat berupa keton, -CO- jika gugus karbonil berada di tengah rantai C, atau paling tidak pada atom C nomor 2. Karena sifat pengoksidasinya lemah, maka tollens tidak dapat mengoksidasi senyawa keton.
Pereaksi tollens ini dapat dibuat dari larutan perak nitrat, AgNO3. Mula-mula larutan ini direaksikan dengan basa kuat, NaOH(aq), kemudian endapan coklat Ag2O yang terbentuk dilarutkan dengan larutan amonia sehingga membentuk kompleks perak amoniakal, Ag(NH3)2+(aq).

2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq) → Ag2O(s) + 2NaNO3(aq) + H2O(l)

Ag2O(s) + 4NH3(aq) + 2NaNO3(aq) + H2O(l) → 2Ag(NH3)2NO3(aq) + 2NaOH(aq)

Bermacam cara dapat ditempuh untuk membuat pereaksi tollens; yang penting larutan ini harus mengandung perak amoniakal. Larutan kompleks perak beramoniak inilah yang dapat mengoksidasi gugus aldehid menjadi asam yang disertai dengan timbulnya cermin perak.Oleh sebab itu, larutan perak amoniakal ini sering ditulis secara sederhana sebagai larutan Ag2O.
RCHO(aq) + Ag2O → RCOOH(aq) + 2Ag(s)
Persamaan reaksi redoks yang sebenarnya adalah :
Ag(NH3)2+(aq) + e → Ag(s) + 2NH3(aq)
RCHO(aq) + 3OH-(aq) → RCOOH(aq) + 2H2O(l) + 2e
e.    Uji Asam Pikrat
Uji asam pikrat dalam menganalisis karbohidrat yaitu untuk mengetahui karbohidrat yang bersifat gula pereduksi dengan mereduksi asam pikrat membentuk asam pikramat dimana uji positifnya ditandai dengan perubahan warna larutan dari kuning menjadi berwarna merah.
f.     Uji Selliwanorf
Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.[21]
g.    Pereaksi Iodium
Iodium akan bereaksi dengan karbohidrat, akan terjadi perubahan warna dan juga iodium akan bereaksi dengan polisakarida. Prinsip tes Iodium, Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan warna biru pada iodium, glikogen, dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian  (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium. Pada pemanasan, warna biru akan hilang karena molekul pati meregang, sehingga iod lepas dari kumparan pati, tetapi akan menjadi biru kembali bila didinginkan.[22]









4.      Reaksi-reaksi yang Terjadi pada Karbohidrat
a.       Molischhttp://monruw.files.wordpress.com/2010/03/uji-molisch.jpg?w=530
b.      Fehling
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieswIpwJr7jnf6iorD25R6FyIT8CgjVg7oz-qA-5urajZiofUCcpHPakel0biIFZ60r6_t4-5iLpUgWmdE0WhBeJ93aPS4ucgNOUbFWPaGC74y_q8cHsJkW8hg7v4txMQwFa_fCaw5/s1600/uji-fehling.jpg
c.       Benedict
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWANBKw4xpUPqQDfuKtELnui3vHbKHCDj9i3pyFbPWDCzaJeaGoA092ZopzYfJFaEE4DJOXJhgyo-NxBPDsuYsVlYqWDwIQ2rEXoYr7StvXhaz5RmoeqBWp3w6UcRjH2c7AxxjWoNEGg4/s1600/Carbohydrates-Polymers-of-sugars.gif
d.      Tollenshttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeXFsdME91Y_n1BtUjlePPiEs6yyQqaQLA7GgGusPTmpsa397A-MCS5V4rtJfOtbvfE4YjKPZb9kB2a2C_8UVMcQarjWvpmwa9Fh0L59vv3JibPLrlTzZ_tJb5clQrWaicRb0Z868r/s1600/uji-tollens.jpg
e.       Seliwanoff

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7d/Seliwanow.svg/600px-Seliwanow.svg.png
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat:
-  Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana.
-  Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah muda.
Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari furktosa dan glukosa.

5.      Hidrolisis Polisakarida
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedang yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakaarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk kristal dan tidak mempunyai sifat mereduksi. Prinsip tes Hidrolisis Polisakarida, polisakarida hanya mengandung satu gugusan reduksi dan beberapa ratus atau lebih gugusan residu sehingga secara efektif gugusan residu tidak mereduksi. Asam menghidrolisis polisakarida menjadi monosakarida.

6.      Analisis Bahan
-       Etanol: cairan, tak berwarna, berbau, mudah terbakar, berbahaya jika kontak langsung dengan mata, kulit, tertelan dan terhirup.
-       NaOH: tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, korosif, tidak mudah terbakar, sangat berbahaya jika kontak langsung dengan kulit, mata, tangan, tertelan dan terhirup.

C.  ALAT DAN BAHAN
Alat:
1.      Lampu spirtus
2.      Kertas lakmus
3.      Pipet
4.      Tabung reaksi
5.      Penjepit tabung reaksi
6.      Waterbath
Bahan:
1.      Glukosa                                         13. Pereaksi Molisch
2.      Fruktosa                                        14. Pereaksi Benedict
3.      Galaktosa                                      15. Pereaksi Fehling (A dan
4.      Laktosa                                          16. Pereaksi Tollens
5.      Maltosa                                          17. Asam klorida pekat
6.      Pati kanji                                       18. Natrium hidroksida 10%
7.      Madu                                             19. Fenilhidrasin
8.      HNO3                                                           20. Aqudes
9.      Etanol                                            21. Asam pikrat
10.  Pereaksi Seliwanoff                      22. Larutan iod dalam KI
11.  Asam sulfat pekat

D.    CARA KERJA
a.       Tes Umum karbohidrat dengan Uji Molisch
1.      Disiapkan 7 tabung reaksi,masing-masing diisi dengan :
A
B
C
D
E
F
G
Glukosa
Fruktosa
Maltosa
Laktosa
Kanji
Madu 50%
Potongan kertas saring

Masing-masing tabung ditambahkan aquades
Ditambahkan 2 tetes pereaksi Molisch (larutan 10% -naftol dalam alkohol)
Digojog beberapa kali
Tabung reaksi dimiringkan, dialiri dengan 3 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi, perlahan-lahan sampai terbentuk suatu lapisan pada bagian bawah
Hasil
 
Bidang batas antara asam dengan air diamati.

b.      Uji Sifat Pereduksi
Ø  Uji Fehling
Disiapkan 6 tabng reaksi, diisi dengan larutan di bawah ini (masing-masing konsentrasi 2 %)
A
B
C
D
E
F
Glukosa
Fruktosa
Maltosa
Laktosa
Kanji
Madu
Masing-masing tabung diisi dengan 5 ml Fehling A dan Fehling B
Digojog
Tabung reaksi ditempatkan dalam penangas air mendidih selama 10 menit
Diamati dan dicatat, reaksi positif apabila terbentuk endapan merah bata


 


Ø  Uji Benedic
Disiapkan 4 tabung reaksi, didisi dengan larutan dibawah ini (kosentrasi 2%)
A
B
C
D
Glukosa
Fruktosa
Maltosa
Laktosa
Masing-masing tabung reaksi ditambahkan 1 ml pereaksi benedict
Digojog
Diamati dan dicatat, reaksi positif terbentuk endapan merah bata
Hasil
 
 



Ø  Uji Tollens
Disiapkan 4 tabung reaksi, didisi dengan larutan dibawah ini (kosentrasi 2%)
A
B
C
D
Glukosa
Fruktosa
Maltosa
Laktosa
Larutan diatas dicapurkan dengan pereksi tollens dengan perbandingan 1:1
Digojog
Dipanaskan dalam penangas air
Hasil
 
Diamati, apakah terbentuk cermin perak? (cermin perak akan hilang jika diberi HNO3 pekat )

Ø  Uji Asam Pikrat
Disiapkan 4 tabung reaksi, didisi dengan larutan dibawah ini (kosentrasi 2%)
A
B
C
D
Glukosa
Fruktosa
Maltosa
Laktosa
                     
Masing-masing tabung ditambahkan 1 ml pereduksi asam pikrt jenuh dan sodium karbonat
Dipanaskan beberapa saat daam waterbath
Hasil
 
Diamati perubahan warna, reaksi positif terbentuk endapan merah

c.       Uji adanya Amilum
 



Disaring setengah bagian cairan dengan kertas saring
Filtrate yang diperoleh diberi label tabung B
Setengah bagian yang tidak disaring diberi label A
Masing-masing diberi 2 tetes larutan iodine dalam KI
Hasil
 
Dibandingkan

d.      Hidrolisis Asam
Ø  Hidolisis Polisakarida
Disiapkan 2 tabung reaksi
Tabung A
Tabung B
2 ml larutan kanji 2%
2 ml larutan kanji 2% + 2 tetes HCl pekat, digojog dengan baik

Tabung B dipanaskan pada penangas air panas 10 menit
Didinginkan
Larutan dinetralkan dengan larutan NaOH 10%, diamati dengan kertas lakmus
Kedua tabung diuji dengan larutan iod dalam KI
Hasil
 
Dibandingkan warna yang terbentuk



Ø  Hidrolisis Oligosakarida
Disiapkan 2 tabung reaksi
Tabung A
Tabung B
2 ml larutan sukrosa 2%
2 ml larutan sukrosa 2% + 2 tetes HCl pekat, digojog dengan baik

Tabung B dipanaskan pada penangas air panas 10 menit
Didinginkan
Larutan dinetralkan dengan larutan NaOH 10%, diamati dengan kertas lakmus
Kedua tabung diuji dengan pereaksi Benedict
Dibandingkan warna yang terbentuk
Hasil
 
 



e.       Tes Seliwanoff
Disiapkan 2 tabung reaksi
Tabung A
Tabung B
larutan glukosa
larutan Fruktosa
Masing-masing tabung ditambahkan pereaksi Seliwanoff (resosrsinol dalam HCl)
Digojog dan dipanaskan
Hasil
 
Perubahan warna yang terjadi diamati dan dibandingkan



E.     HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA
1.      Tes Umum Karbohidrat
Tabung
A
B
C
D
E
F
G
Nama
Glukosa
Fruktosa
Maltosa
Laktosa
Kanji
Madu 50%
Potongan kertas saring
Hasil (warna)
Cincin ungu
Cincin kuning
Cincin kuning
Cincin ungu
Cincin ungu
Cincin ungu
Cincin ungu
Ket (+/-)
+
-
+
-
+
+
+

2.      Uji Sifat Pereduksi
Tabung isi (larutan 2 %)
Hasil (warna) Tes Karbohidrat Pereduksi
Uji Fehling
Uji Benedict
Uji Tollens
Uji Asam Pikrat
Glukosa
Merah bata
Biru muda
Kuning
Merah bata
Fruktosa
Biru
Biru muda
Cermin perak
Kuning
Maltosa
Biru
Biru muda
Cermin perak
Kuning
Laktosa
Merah bata
Biru muda
Kuning
Merah bata
Kanji
Terbentuk 2 lapisan, biru (atas) dan putih keruh (bawah)



Madu
Merah bata




3.      Uji terhadap Amilum
Tabung
A
B
Nama
Larutan Kanji tanpa disaring
Filtrate larutan Kanji
Warna setelah + iod dalam KI
Warna kuning
Warna biru

4.      Hidrolisis Polisakarida
Tabung
A
B
Nama
Larutan Kanji 2 %
 Larutan Kanji 2 % + 2 tetes HCl pekat
Warna setelah + iod dalam KI
Biru
Biru pekat (lakmus merah menjadi biru)

5.      Hidrolisis Oligosakarida
Tabung
A
B
Nama
Larutan Sukrosa 2 %
Larutan Sukrosa 2 % + 2 tetes HCl pekat
Warna setelah + pereaksi Benedict
Biru
Bening (lakmus merah menjadi biru)

6.      Tes Seliwanoff
Nama senyawa
Warna Larutan setelah + reagen Seliwanoff
Glukosa
Kuning keemasan

F.   PEMBAHASAN
1.      Tes Umum Karbohidrat dengan Uji Molisch
Tes umum karbohidrat dengan uji molisch digunakan untuk menunjukkan sifat umum karbohidrat dan menunjukkan ada tidaknya kandungan karbohidrat dalam larutan yang akan diuji. Hasil uji menunjukkan bahwa hampir semua bahan yang diuji memiliki kandungan karbohidrat dan terdapat beberapa hasil uji yang tidak mengandung karbohidrat di larutan tersebut yaitu laktosa dan fruktosa. Hal ini dapat dinyatakan bahwa warna violet atau ungu terbentuk karena adanya karbohidrat, serta membentuk senyawa berwarna khusus untuk polisakarida dan disakarida. Pereaksi molish membentuk cincin yaitu pada larutan glukosa, maltosa, kanji, madu 50% dan kanji menghasilkan cincin berwarna ungu hal ini menunjukkan bahwa uji molish sangat spesifik untuk membuktikan adanya golongan monosakarida, disakarida dan polisakarida pada larutan karbohidrat.
2.        Uji Sifat Pereduksi
a.     Uji Fehling
Praktikum karbohidrat dengan materi uji fehling (fehling A dan fehling B). Fehling A merupakan larutan CuSO4 dalam air, sedangkan larutan Fehling B merupakan larutan garam K Natartat dan NaOH dalam air. Digunakan untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat dengan adanya karbohidrat pereduksi (monosakarida, laktosa, maltosa, dan karbohidrat lainnya). Hasil uji menunjukkan bahwa laktosa, glukosa, dan madu merupakan gula yang dapat mereduksi larutan fehling dan sebagai karbohidrat pereduksi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa golongan karbohidrat monosakarida bereaksi positif terhadap larutan fehling, dimana terdapat kegiatan mereduksi larutan fehling di larutan tersebut.
Hal ini terjadi karena pereaksi fehling akan tereduksi dari Cu2+ menjadi Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O yang meng hasilkan warna merah bata.
2Cu+ + 2OH à Cu2O  +H2O
Hal ini dapat dinyatakan bahwa pereaksi fehling akan mengalami reduksi sehingga tembaga bermartabat dua berubah menjadi tembaga bermartabat satu. Pereaksi fehling ditambah karbohidrat, kemudian dipanaskan, akan terjadi perubahan warna dari biru à hijau à kuning à kemerah – merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata bila jumlah karbohidrat pereduksi banyak.
b.    Uji Benedict
Praktikum karbohidrat dengan materi uji benedict digunakan untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat. Uji benedict juga merupakan modifikasi pereaksi fehling. Hasil uji benedict menunjukkan uji negatif pada semua sampel, yaitu glukosa, fruktosa, laktosa, dan maltosa. Hasil uji positif pada benedict adalah endapan berwarna merah bata. Hal ini dikarenakan pemanasan karbohidrat pereduksi dengan pereaksi benedict akan terjadi perubahan warna dari biru à hijau à kuning à kemerah – merahan à dan akhirnya terbentuk endapan merah bata apabila konsentrasi karbohidrat pereduksi cukup tinggi. Seperti halnya pereaksi fehling, dalam reaksi ini, karbohidrat pereduksi akan teroksidasi menjadi asam onat, sedangkan pereaksi benedict ( sebagai Cu++ ) akan tereduksi menjadi kupro oksida. Jadi, dalam uji ini terjadi proses oksidasi dan proses reduksi (apabila hasil positifr).
Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari tembaga (II) sulfat menjadi ion Cu+, selanjutnya diendapkan sebagai Cu2O. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata, bergantung pada konsentrasi karbohidrat.
c.    Uji Tollens
d.    Uji Asam Pikrat
Praktikum karbohidrat dengan materi uji asam pikrat digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi. Hasil uji positif ditunjukkan oleh glukosa dan laktosa, sedangkan hasil uji negatif ditunjukkan oleh fruktosa dan maltosa, dimana fruktosa dan maltosa tidak mengalami perubahan warna. Dalam uji asam pikrat, semua monosakarida dan disakarida membentuk warna merah bata, kecuali kanji karena tidak dapat beroksidasi. Hal ini sesuai pendapat Harold (1983) menyatakan bahwa karbohidrat apabila ditambah dengan asam pikrat akan berubah warna merah bata kecuali polisakarida..

3.        Uji Adanya Amilum

4.        Hidrolisis Asam
5.        Tes Seliwanoff
Praktikum karbohidrat dengan materi uji asam pikrat digunakan untuk menunjukkan karbohidrat yang mengandung gugus ketosa. Pada uji ini, jika karbohidrat direaksikan dengan pereaksi seliwanoff dan menunjukkan warna merah, maka uji tersebut positif. Namun, pada praktikum kali ini, kedua sampel menunjukkan hasil negatif.

G.  KESIMPULAN
Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa ini bila dihidrolisa. Secara umum terdapat tiga macam karbohidrat berdasarkan hasil hidrolisisnya, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Didalam dunia hayati, kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat, baik yang berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional dalam proses metabolisme. Berbagai uji telah dikembangkan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat, mulai dari yang membedakan jenis-jenis karbohidrat dari yang lain sampai pada yang mampu membedakan jenis-jenis karbohidrat secara spesifik. Uji reaksi tersebut meliputi tes umum karbohidrat, uji sifat pereduksi, uji adanya amilum, hidrolisis asam dan tes seliwanoff.




DAFTAR PUSTAKA

Bintang,  Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga
Fessenden, Ralp J.  dkk. 1984. Kimia Organik edisi kedua. Jakarta: Erlangga
Fressenden,  Ralph J.  & Joan S. Fressenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta : Binarupa Aksara
Harold, Hart. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga
Petunjuk Praktikum Kimia Organik. 2013. Semarang: Laboratorium Pendidikan Kimia Jurusan Tadris Kimia Fakultas Tarbiyah  IAIN Walisongo Semarang
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga




LAMPIRAN

20140428_120115.jpg


20140428_120125.jpg20140428_123147 - Copy.jpg


20140428_120828.jpg20140428_124150.jpg
20140428_123147.jpg20140428_124655.jpg


20140428_124032.jpg20140428_125634.jpg




20140428_130917.jpg20140428_131728.jpg



[1] Riswiyanto, Kimia Organik, (Jakarta : Erlangga, 2009), hlm 365
[2] Hart-Harold, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat, (Jakarta : Erlangga, 1983) hlm 332
[3] Hart-Harold, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat, hlm 332
[4] Petunjuk Praktikum Kimia Organik, (Semarang: Laboratorium Pendidikan Kimia Jurusan Tadris Kimia Fakultas Tarbiyah  IAIN Walisongo Semarang, 2013), hlm 23-24
[5] Hart-Harold, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat, (Jakarta : Erlangga, 1983) hlm 342-343
[6] Hart-Harold, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat, hlm 332
[7] Riswiyanto, Kimia Organik, (Jakarta : Erlangga, 2009), hlm 379
[8]  Riswiyanto, Kimia Organik, (Jakarta : Erlangga, 2009), hlm 379
[9]  Riswiyanto, Kimia Organik, hlm 380
[10]  Ralph J. Fessenden, dkk., Kimia Organik edisi kedua, (Jakarta: Erlangga, 1984), hlm 366-369
[11] Riswiyanto, Kimia Organik, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm 381
[12] Ralph J. Fressenden & Joan S. Fressenden, Dasar-dasar Kimia Organik, (Jakarta, Binarupa Aksara, 1997), hlm. 608
[13]  Riswiyanto, Kimia Organik, hlm 382
[14]  Ralph J. Fessenden, dkk., Kimia Organik edisi kedua, (Jakarta: Erlangga, 1984), hlm 371
[15] Riswiyanto, Kimia Organik, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm 383
[16] Ralph J. Fessenden, dkk., Kimia Organik edisi kedua, (Jakarta: Erlangga, 1984), hlm 372-373
[17] Hart-Harold, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat, (Jakarta : Erlangga, 1983) hlm 350
[18] Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, (Jakarta : Erlangga, 2010) hlm 88
[19] Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, hlm 90
[20] Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, hlm 88
[21] Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, (Jakarta : Erlangga, 2010) hlm 90

[22]Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, hlm 92


Semarang,  2014
Mengetahui,
Dosen Pengampu                                                                                                        Praktikan


(R.Arizal Firmansyah, M.Si)                                                                                              (Munadhiroh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar