LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
PEMBUATAN PROPILENA
A.
TUJUAN
1.
Mengetahui
macam-macam destilasi serta perbedaannya.
2.
Dapat
menggunakan destilasi untuk memurnikan atau memisahkan campuran.
3.
Memahami
pembentukan gugus alkena dengan reaksi eliminasi.
B.
DASAR
TEORI
1.
Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas
bahan).[1]
Destilasi merupakan proses yang
didahului dengan pemanasan, penguapan kemudian kondensasi kembali uap yang
terbentuk. Pemisahan secara destilasi pada prinsipnya adalah metode pemisahan
yang didasarkan karena adanya perbedaan titik didih antara koponen-komponen
yang akan dipisahkan. Secara teoritis bila perbedaan titik didih antar komponen
makin besar maka pemisahan dengan cara destilasi akan berlangsung makin baik,
yaitu hasil yang diperoleh makin murni. Destilasi digunakan untuk menarik
senyawa organik yang titik didihnya dibawah 250°C. Pendestilasian senyawa dengan titik didih terlalu tinggi
dikhawatirkan akan merusak senyawa yang akan didestilasi diakibatkan terjadinya
oksidasi dan dekomposisi.[2]
Metode pemisahan yang digunakan pada destilasi didasarkan pada
perbedaan titik didih antara komponen-komponen yang akan dipisahkan. Secara
teoritis bila perbedaan titik didih antar komponen semakin besar maka pemisahan
dengan cara destilasi akan berlangsung semakin baik yaitu hasil yang diperoleh
semakin murni. Destilasi digunakan untuk memisahkan senyawa organik yang titik
didihnya di bawah 250°C. Pendetilasian senyawa dengan titik didih terlalu
tinggi dikhawatirkan akan merusak senyawa yang akan didestilasi sebagai akibat terjadinya
oksidasi dan dekomposisi (peruraian). Pada destilasi senyawa yang akan diambil
dididihkan dan uapnya dilewatkan melalui suatu pendingin (kondensor) sehingga
mencair kembali. Bila suatu cairan dipanaskan, maka pendidihan akan terjadi
pada suhu dimana tekanan uap dari cairan yang akan didistilasi sama dengan
tekanan uap dipermukaan. Tekanan udara dipermukaan terjadi oleh adanya udara
diatmosfir. Bila pendidihan terjadi pada 760 mmHg maka pendidihan ini disebut
pendidihan normal dan titik didihnya disebut titik didih normal.
Permasalahan yang ditemui dalam pemisahan dengan cara destilasi
adalah dengan terbentuknya azeotrop yang merupakan campuran yang sulit
dipisahkan karena akan menguap secara bersama-sama dengan komposisi tertentu.
Cara mengatasi azeotrop adalah dengan cara menambahkan zat ketiga sehingga
terjadi campuran azeotrop baru. Teknik destilasi senyawa organik tergantung
dari sifat fisik dan kimia senyawa yang akan dipisahkan.
Destilasi dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya adalah:
a.
Destilasi
normal (sederhana)
Destilasi ini digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang dapat
menguap dibawah 130°C.
Pada destilasi ini pendidihan akan terjadi bila tekanan uap dari cairan yang
dipanaskan sudah sama dengan tekanan udara di permukaan cairan. Dalam proses
destilasi yang menggunakan cairan sebagai media panas, maka permukaan cairan
yang akan didestilasi harus lebih rendah agar pemanasan merata sehingga
penguapan akan sempurna.[3]
b.
Destilasi
bertingkat (fraksinasi)
Destilasi fraksional sangat bergantung pada kondisi campuran yang
akan dipisahkan. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran yang
sempurna melarut.
c.
Destilasi
vakum
Destilasi vakum digunakan untuk menarik senyawa-senyawa yang
bertitik didih tinggi. Dengan pengurangan takanan (vakum) maka pendidihan
terjadi pada tekanan uap yang rendah atau titik didihnya menjadi turun
(rendah). Sebagai contoh senyawa dengan titik didih 100°C pada 760mmHg(atm), maka pada 40mmHg manjadi 34°C, pada 17mmHg menjadi 20mmHg, pada 12mmHg menjadi 15°C dan pada 9mmHg menjadi 10°C.[4]
d.
Destilasi
uap
Destilasi uap dilakukan untuk memisahkan komponen cairan pada
temperatur lebih rendah dari titik didih normal komponen-komponennya. Dengan
cara ini pemisahan dapat berlangsung tanpa merusak komponen-komponen yang
hendak dipisahkan. Cara ini dapat dipilih jika komponen-komponen yang
dipisahkan sensitif terhadap panas dan harus dijaga.
Apabila suatu zat mudah terurai atau rusak pada titik didihnya,
sebaliknya didestilasi dengan destilasi uap. Caranya adalah tekanan uap cairan
yang akan didestilasi ditambah melalui pemerian tekanan uap tinggi. Dalam hal
ini tidak dapat digunakan destilasi vakum karena bila digunakan destilasi vakum
zat yang akan didestilasi akan erisap ke pompa vakum.[5]
e.
Destilasi
Azeotropik
Tipe destilasi seperti ini biasa digunakan untuk campuran
azeotropik dimana komponen campuran yang dipanaskan bersama-sama membentuk
titik azeotropik karena sifat kimia yang berbeda dari komponen-komponen yang
ada dalam campuran.[6]
2.
Hukum
Roult
Pada umumnya pemisahan dengan metode destilasi melibatkan
kesetimbangan cair-uap. Kesetimbangan cair-uap sangat bergantung pada komposisi
campuran yang hendak dipisahkan. Kesetimbangan fase cair-uap ini dijadikan
dasar untuk memisahkan komponen cairan. Jika terdapat dua zat cair yang saling
bercampur dipanaskan, masing-masing komponen akan berubah fase menjadi uap
walaupun titik didih keduanya belum tercapai. Uap dari kedua zat cair ini ada
dalam bentuk campuran uap, dengan perbandingan yang memenuhi hukum Raoult pada
sistem tertutup.
Bunyi hukum Roult “Tekanan uap pelarut ( PA) pada
permukaan larutan besarnya sama dengan hasil kali tekanan uap pelarut murni(P0A
) dengan fraksi mol pelarut tersebut didalam larutan (XA)”.
Adapun kesetimbangan cair-uap untuk campuran biner menurut Hukum
Raoult dapat dituliskan sebagai berikut:
PA
= XAP0A dan PB = XBP0B
dan
P
= XAP0A + XBP0B
dimana
P adalah tekanan total dan PA serta PB
adalah tekanan parsial masinG-masing komponen A dan B yang bercampur sempurna.
Sedangkan P0A dan P0B
adalah tekanan uap komponen A dan B murni tanpa campuran. XA
dan XB adalah fraksi mol masing-masing komponen campuran.
Rumus di atas berlaku untuk campuran-campuran sempurna tanpa penyimpangan dari
keadaan ideal.[7]
3.
Reaksi
Eliminasi Pembuatan Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon dengan
rumus kimia CnH2n. Alkohol Seperti alkil halida, bereaksi eliminasi dan
menghasilkan alkena. Reaksi alkohol dapat melibatkan pemutusan dua ikatan berupa ikatan C–OH,
menjadi gugus -OH atau ikatan O-H menjadi -H. Kedua reaksi ini dapat melibatkan
reaksi subtitusi dengan mengganti gugus –OH atau –H dan reaksi eliminasi dengan
membentuk ikatan rangkap dua.
Reaksi eliminasi adalah pengurangan suatu gugus (molekul) dari
suatu molekul (kebalikan dari reaksi adisi).[8] Reaksi eliminasi alkohol dilakukan dengan
memanaskan suatu alkohol dalam asam (biasanya H2SO4 atau H3PO4). Reaksi eliminasi alkohol menjadi alkena dapat juga disebut dehidrasi,
karena adanya pelepasan H2O. Alkohol dapat
mengalami reaksi dehidrasi menghasilkan senyawa hidrokarbon berikatan rangkap
C=C dalam suasana asam (H2SO4 atau H3PO4). Pada reaksi ini selalu diperlukan katalis asam kuat sebagai sumber
protonisasi terhadap atom oksigen pada alkohol.
Dehidrasi dalam suasana asam menghasilkan produk sampingan seperti eter,
sedangkan jika menggunakan katalitik dehidrasi akan menghasilkan ikatan rangkap
dengan kemurnian cukup tinggi. Urutan reaksi dehidrasi adalah alkohol
primer> alkohol sekunder> alkohol tersier.[9]
Reaksi
eliminasi alkohol dapat melalui mekanisme reaksi E1 maupun E2 bergantung pada
struktur alkohol tersebut (primer sekunder atau tersier). Hal ini disebabkan
oleh mudah tidaknya pelepasan H2O setelah diprotonasi, dengan
perkataan lain tergantung pada kestabilan ion karbokation yang terbentuk.
Kestabilan karbokation dapat digambarkan sebagai berikut: tersier > sekunder
> primer > metil.
Pembuatan alkena dapat dibuat dengan
melibatkan beberapa senyawa, antara lain alkil halida, asitelina, dan alkohol.
Pada alkil halida jika direaksikan dengan KOH
atau NaOH maka akan mengalami dehidrohalogenasi menjadi alkena. Pada
asitelena jka dihidrogenasi dengan adanya Pd dalam BaSO4 akan
menghasilkan alkena. Pada alkohol akan mengalami reaksi dehidrasi jika
ditambahkan asam sulfat pekat, P2O5, Al2O3
atau asam fosfat.
Mekanisme reaksi proses pembentukan propilena:[10]
1). Tahap 1
(protonasi dan lepasnya H2O)

2).
Tahap 2 (lepasnya H+ karena ditangkap oleh basa HSO3—O–)

4.
Identifikasi
ikatan rangkap
Propilena merupakan senyawa organik yang banyak digunakan sebagai
dasar pembuatan : [11]
a.
Polipropilena
yaitu bahan dasar pembuatan produk-produk plastik
b.
Akrilonitril
yaitu bahan serat sintesis dan gas racun bagi serangga
c.
Propilena
oksida yaitu bahan sintesis kimia dan pelarut nitroselulose
d.
Cumene
yaitu pencampur bahan bakar pesawat dan pelarut
Dengan melihat kegunaannya, maka pabrik propilena berpeluang besar
dikembangkan dengan prospek yang lebih baik lagi. Propilena dapat dibuat dengan
berbagai cara. Pada percobaan ini, untuk membuat propilena melalui reaksi
eliminasi alkohol dengan katalis asam. Propilena yang telah terbentuk
diidentifikasi melalui oksidasi ikatan rangkapnya dengan KMnO4.
5.
Analisa
Bahan
a. Isopropyl alkohol
Cairan, rasanya agak pahit, berbau, tidak berwarna, sifatnya mudah
terbakar, tidak bersifat korosif, berbahaya jika kontak langsung dengan mata,
tertelan dan dihirup. Dan sedikit berbahaya jika kontak langsung dengan kulit.
b. H2SO4 pekat
Cairan, asam yang sangat kuat, tidak berbau, tidak berwarna,
sifatnya tidak mudah terbakar, korosif, beracun, sangat berbahaya jika kontak
langsung dengan mat, kulit, tertelan dan dihirup.
c. KMnO4
Rasanya agak manis, tidak berbau, warnanya ungu gelap, sifatnya
tidak mudah terbakar, padatan korosif, agen pengoksidasi, berbahaya jika kontak
langsung dengan mata, tertelan dan dihirup. Dan sedikit berbahaya jika
kontak langsung dengan kulit.
d.
Aquades
Cairan, tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, sifatnya tidak
mudah terbakar, tidak korosif, tidak berbahaya jika kontak lagsung dengan mata,
kulit, tertelan dan terhirup.
C.
ALAT
DAN BAHAN
Alat
yang digunakan :
1. 1
set alat destilasi sederhana
2. Beker
gelas 100 ml
3. Gelas
ukur
4. Pipet
tetes
5. Tabung
reaksi
6. Erlenmeyer
Bahan yang digunakan
:
1. Isopropyl
alkohol 30 ml
2. H2SO4
pekat 30 ml
3. Larutan
KMnO4 0,5 % dalam suasana asam
4. Aquades
D.
CARA
KERJA
![]() |
||||||||||
![]() |
||||||||||
![]() |
||||||||||
![]() |
||||||||||
![]() |
||||||||||
![]() |
||||||||||
![]() |
||||||||||
![]() |
E.
HASIL
PENGAMATAN
No
|
Pertanyaan
|
Pengamatan
|
1
|
Pencampuran antara aquades + H2SO4 pekat + isopropyl
alkohol
|
Larutan bening dan panas bau tidak enak, eksotermis.
|
2
|
Warna larutan KMnO4 0,5% dalam suasana asam
|
Berwarna lembayung (ungu gelap).
|
3
|
Destilat yang keluar berupa gas/cair?
|
Cair
|
4
|
Warna yang terbentuk setelah pencampuran destilat dengan larutan
KMnO4
|
Coklat, lama kelamaan menjadi bening.
|
5
|
Hitung rendemen teoritis!
|
72,83%
|
Cara
menghitung rendemen teoritis:
Diket:
berat
hasil/berat rendemen= 17,26 gram.
ρ isopropil alkohol= 0,79 g/ml, volume isopropil alkohol= 30 ml.
·
Berat
sampel (isopropil alkohol): m = ρ x v
= 0,79 g/ml x 30 ml = 23,7 gram
·
Mol
isopropil alkohol: 


·
Rendemen
teoritis = 

F.
PEMBAHASAN
Alkena merupakan
senyawa hidrokarbon yang mempunyai kekurangan dua atom hidrogen dan mempunyai
ikatan rangkap dua pada atom C=C. Alkena mempunyai rumus umum CnH2n dan sering
dinamakan hidrokarbon tak jenuh.[12] . Propilena merupakan bagian dari alkena karena
memiliki ikatan rangkap dua.
Dalam percobaan kali
ini, dilakukan pembuatan propilena. Pada percobaan ini
bertujuan untuk memahami pembentukan gugus alkena dengan reaksi eliminasi yaitu
pembuatan propilena dengan teknik dasar destilasi. Prinsip kerja dari pembuatan
propilena ini adalah menggunakan teknik
destilasi (pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik
didihnya) pada suasana asam yaitu dengan penambahan asam sulfat pekat sehingga
mengalami reaksi dehidrasi.
Pada pembuatan propilena ini, hal pertama yang
dilakukan yaitu membuat katalis H2SO4, dengan melarutkan
30 mL H2SO4 pekat ke dalam aquades. Dalam air/aquades H2SO4
akan melepaskan ion-ion H+ yang dapat mengikat gugus –OH pada
isopropil alkohol sehingga akan terbentuk molekul H2O yang akan
menjadi gugus pergi yang baik. Larutan asam sulfat ini bersifat panas karena
terjadi reaksi eksotermis oleh karena itu penambahan H2SO4
pekat ke dalam aquades dilakukan secara perlahan dan tetes demi tetes agar
tidak terjadi ledakan. Selanjutnya pada pembuatan propilena ini, 60 mL larutan
asam sulfat dan 30 mL isopropil alkohol didestilat pada alat destilasi dengan
suhu yang dijaga 80oC, hal ini untuk menjaga agar H2O
tidak mudah menguap. Saat proses destilasi akan terbentuk senyawa propilena
yang berbentuk gas yang kemudian akan berubah menjadi berbentuk cairan dengan
adanya kondensor yang terdapat pada alat destilasi.
Pada perlakuan ini alkohol akan mengalami protonasi
dengan reaksi sebagai berikut :

Propilena pada keadaan normal
berwujud gas, namun pada percobaan ini rendemen yang didapatkan berwujud cair,
hal ini dikarenakan propilena yang dikeluarkan dalam destilasi ini sebelumnya
mengalami kondensasi (berubah wujudnya dari gas ke cair) dalam proses
destilasinya yang terjadi dalam suatu ruang pada alat destilasi yang disebut
dengan kondensor. Sehingga hasil rendemen yang diperoleh berwujud cair.
Rendemen yang dihasilkan akan keluar menuju
erlenmeyer yang berisi 2 tetes KMnO4 dalam suasana asam dan ditutup
dengan aluminium foil supaya tidak menguap. Keberadaan larutan KMnO4
dalam suasana asam ini untuk mengidentifikasi adanya propilena. Keberadaan
propilena terlihat jika ketika endapan bewarna coklat pada destilat yang
diperoleh dari KMnO4 terurai
dalam propilena dan membentuk endapan MnO2. Dari percobaan ini
dihasilkan endapan berwarna coklat, hal ini menunjukkan bahwa terbentuk
propilena. Namun, lama-kelamaan seiring dengan bertambahnya larutan destilat
endapan coklat hilang dan larutan menjadi berwarna bening. Dan untuk hasil
rendeman yang dihasilkan sebesar 72,83%.
Hasil rendeman yang dihasilkan tidak 100 % karena masih ada sisa
destilat pada labu alas bulat.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada percobaan ini :
a.
Penguraian katalis
asam

b.
Proses
pembentukan propilena


c.
Reaksi
identifikasi propilena

G.
KESIMPULAN
1.
Pemisahan
secara destilasi pada prinsipnya adalah metode pemisahan yang didasarkan karena
adanya perbedaan titik didih antara koponen-komponen yang akan dipisahkan.
2.
Pada percobaan
pembuatan propilena ini reaksinya adalah reaksi eliminasi (E1)
3.
Untuk memisahkan
campuran agar menghasilkan propilena teknik yang digunakan adalah destilasi
sederhana.
4.
Hasil destilat
yang diperoleh dari percobaan ini adalah 20 ml, sementara rendeman teoritis
yang diperoleh sebesar 72,83%.
5.
Adanya propilena
dapat diidentifikasi dengan adanya endapan coklat dan lama kelamaan menjadi
bening pada erlenmeyer yang berisi KMnO4 dalam suasana asam yang
sudah ditambah hasil destilatnya.
Daftar Pustaka
Anonim.
2013. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Semarang: Laboratorium
Pendidikan Kimia Jurusan Tadris Kimia FITK IAIN Walisongo
Fessenden & Fessenden. 1982. Kimia Organik jilid 1Edisi
Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ibrahim,
Sanusi dan Marham Sitorus. 2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Riswiyanto,
Kimia Organik. 2009 .Jakarta : Erlangga
Sitorus,
Marham. Kimia Organik Fisik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Wonorahardjo,
Surjani. 2013. Metode-metode Pemisahan Kimia. Jakarta: Indeks
www.id.m.wikipedia.org/wiki/Distilasi. diakses pada tanggal 23 Mei 2014 pukul 20.48 WIB
Semarang, 25 Mei 2014
Mengetahui,
Dosen Pengampu
Praktikan
(Arizal
Firmansyah M.Si) (Munadhiroh)
Lampiran





[2] Sanusi Ibrahim
dan Marham Sitorus, Teknik Laboratorium Kimia Organik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013), hlm. 11
[3]
Sanusi Ibrahim
dan Marham Sitorus, Teknik Laboratorium Kimia Organik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013), hlm. 12
[4]
Sanusi Ibrahim
dan Marham Sitorus, Teknik Laboratorium Kimia Organik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013), hlm. 14
[5] Sanusi Ibrahim
dan Marham Sitorus, Teknik Laboratorium Kimia Organik, hlm. 13
[6] Surjani
Wonorahardjo, Metode-metode Pemisahan Kimia, (Jakarta: Indeks, 2013),
hlm. 92-94
[7] Surjani
Wonorahardjo, Metode-metode Pemisahan Kimia, (Jakarta: Indeks, 2013), hlm.
82-83.
[8] Marham
Sitorus,Kimia Organik Fisik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 35
[9] Riswiyanto, Kimia
Organik , (Jakarta: Penerbit Erlangga,2009),hlm. 105
[10] Fessenden
& Fessenden, Kimia Organik jilid 1Edisi Ketiga, (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1982),hlm.196.
[11] Anonim, Petunjuk Praktikum Kimia Organik,
(Semarang: Laboratorium Pendidikan Kimia Jurusan Tadris Kimia FITK IAIN
Walisongo, 2013), hlm. 6.
[12]Riswiyanto, Kimia Organik (Jakarta : Erlangga, 2009)
hlm. 19.
emperor casino - Shootercasino
BalasHapusThe casino is operated by the Tote Tocqueville Casino 샌즈카지노 Limited and has over 900 카지노 slots and electronic games available. It is owned 제왕 카지노 by the Malta Gaming Authority